Gubernur Sumatera Utara, Muhammad Bobby Afif Nasution, menegaskan pentingnya percepatan implementasi proyek Bus Rapid Transit (BRT) yang akan melayani kawasan Medan, Binjai, dan Deliserdang. Ia menaruh harapan besar agar proyek transportasi massal ini dapat segera memberikan manfaat langsung bagi masyarakat setempat, terutama dalam hal mobilitas dan kualitas hidup.
Dalam pernyataannya, Bobby menjelaskan bahwa pemerintah daerah siap berkolaborasi dengan pemerintah pusat untuk mendukung inisiatif ini. Sementara itu, proyek BRT diharapkan tidak hanya menjadi sarana transportasi yang efisien, tetapi juga ramah lingkungan dan berkelanjutan.
BRT Mebidang, yang merupakan bagian dari proyek strategis nasional, dirancang untuk memenuhi kebutuhan transportasi publik modern. Dengan rute yang menghubungkan Terminal Amplas ke Stasiun Lubukpakam, serta Binjai ke Pusat Pasar Medan, total ada 31 unit bus yang akan dioperasikan untuk mengangkut penumpang.
Peran Pemerintah Daerah dalam Mendorong Implementasi BRT
Pemerintah daerah berperan penting dalam proyek ini, mulai dari penyiapan lahan hingga perizinan yang diperlukan untuk konstruksi. Plt Dinas Perhubungan Muttaqien Hasrimy menyatakan bahwa mereka telah mengalokasikan anggaran untuk lahan seluas 1,2 hektare di Binjai dan terus berkoordinasi dengan Pemko Binjai untuk memastikan seluruh infrastruktur pendukung tersedia.
Kesiapan pembebasan lahan menjadi salah satu fokus utama agar proyek BRT dapat berjalan sesuai jadwal. Muttaqien memaparkan bahwa semua langkah administratif dan teknis sedang dipersiapkan untuk memastikan kelancaran pelaksanaan proyek ini.
Lebih lanjut, ia berharap Kementerian Perhubungan dapat memberikan dukungan dalam pengadaan armada bus yang dibutuhkan. Di antara 31 bus yang direncanakan, diharapkan setengahnya merupakan bantuan bus listrik untuk mendukung pengurangan emisi polusi.
Progres Pembangunan BRT Mebidang dan Harapan ke Depan
Dirjen Perhubungan Darat, Aan Suhanan, menyampaikan bahwa saat ini progres pembangunan BRT Mebidang telah memasuki tahap lelang untuk pembangunan fisik. Rencana ini mencakup dua rute utama, yaitu Terminal Amplas-Stasiun Lubukpakam dan Binjai-Pusat Pasar Medan, yang diharapkan dapat beroperasi dalam beberapa tahun ke depan.
Menurutnya, komitmen dari pemerintah provinsi dalam mendukung proyek ini sangat diapresiasi. Dengan pengharapan bahwa ground breaking dapat dilakukan pada akhir tahun 2025, proyek ini ditargetkan selesai pada tahun 2027.
Proyek ini bukan hanya berdampak pada kemudahan transportasi, tetapi juga pada peningkatan ekonomi lokal. Dengan adanya BRT, diharapkan akan tercipta peluang usaha baru, terutama di sepanjang rute yang dilalui.
Masyarakat dan Keterlibatan di Dalam Proyek BRT Mebidang
Peran serta masyarakat dalam proyek BRT ini juga menjadi sangat penting. Mereka diharapkan dapat memberikan masukan dan dukungan untuk keberlangsungan proyek ini. Partisipasi masyarakat dalam proses ini akan membantu memastikan bahwa proyek dapat memenuhi kebutuhan mereka secara efektif.
Selain itu, edukasi mengenai penggunaan BRT juga perlu dilakukan agar masyarakat memahami manfaatnya. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan jumlah penumpang dan memastikan keberlanjutan layanan tersebut.
Komitmen dari berbagai pihak, mulai dari pemerintah pusat hingga daerah, akan menjadi faktor penentu dalam kesuksesan BRT Mebidang. Keterlibatan masyarakat dalam mendukung proyek ini juga diharapkan dapat menciptakan dampak positif yang lebih besar.