Sebanyak 7,2 persen anak di bawah usia 18 tahun di Sulawesi Barat mengalami risiko hipertensi, berdasarkan hasil analisis Dinas Kesehatan setempat. Penemuan ini berasal dari pemeriksaan terhadap 6.433 anak yang menunjukkan bahwa masalah kesehatan ini mengancam anak-anak di usia yang sangat muda.
Dari total anak yang diperiksa, Dinas Kesehatan juga menemukan 4,9 persen dari mereka berada dalam kategori pre-hipertensi, sedangkan 2,3 persen sudah terdiagnosis dengan keadaan hipertensi yang lebih lanjut. Meskipun sebagian besar anak, yaitu 92,8 persen, masih memiliki tekanan darah dalam batas normal, statistik ini tentu menjadi perhatian khusus.
Hal ini membuktikan bahwa tekanan darah tinggi tidak lagi sepenuhnya menjadi masalah bagi orang dewasa saja. Menurut Plt Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat, dr. Nursyamsi Rahim, pola makan yang tidak sehat, rendahnya asupan buah dan sayur, serta minimnya aktivitas fisik adalah faktor utama terjadinya masalah ini.
Menggali Penyebab Hipertensi pada Anak-anak
Data yang diperoleh memperlihatkan bahwa perilaku hidup yang tidak sehat menjadi salah satu penyebab utama hipertensi. Sebanyak 69,1 persen anak menunjukkan kurangnya konsumsi buah dan sayur, 21,5 persen mengalami kurang aktivitas fisik, dan 6,8 persen lainnya mengonsumsi garam dalam jumlah berlebih.
Hal ini menjadi tantangan bagi orang tua dan pendidik untuk lebih memperhatikan pola makan dan kebiasaan anak. Upaya mendidik anak tentang pentingnya gaya hidup sehat harus dimulai sejak dini agar generasi mendatang memiliki fondasi yang kuat dan terbebas dari risiko penyakit yang sering kali diabaikan.
Berdasarkan informasi tersebut, fokus utama harus berupa intervensi sejak dini agar anak-anak dapat tumbuh sehat dan berfungsi dengan baik di masa depan. Setiap keluarga perlu terlibat dalam meningkatkan kesadaran tentang makanan sehat dan pentingnya berolahraga secara teratur.
Strategi untuk Meningkatkan Kesehatan Anak
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat telah meluncurkan berbagai program untuk memantau kesehatan anak, termasuk program Cek Kesehatan Gratis di sekolah-sekolah. Pemeriksaan tekanan darah merupakan salah satu bagian dari upaya mendeteksi penyakit tidak menular sejak dini.
Melalui program ini, diharapkan anak-anak yang terdeteksi memiliki masalah kesehatan dapat segera mendapatkan penanganan yang tepat. Penanganan yang cepat dan efektif akan mengurangi risiko penyakit lebih lanjut yang dapat terjadi di masa depan.
Selain pemeriksaan rutin, Dinas Kesehatan juga menghimbau orang tua untuk memperhatikan konsumsi garam dalam menu makanan. Edukasi tentang jumlah garam yang baik bagi kesehatan sangat dibutuhkan, terutama di rumah dan kantin sekolah.
Pentingnya Edukasi dan Kolaborasi Lintas Sektor
Pentingnya edukasi mengenai gizi seimbang menjadi fokus utama dalam kampanye kesehatan ini. Melalui program promosi konsumsi buah dan sayur, diharapkan anak-anak dan keluarga menjadi lebih sadar akan pola makan yang sehat.
Selain itu, Dinas Kesehatan mendorong aktivitas fisik dan olahraga di sekolah serta dalam komunitas. Target ini dimaksudkan untuk memerangi pola hidup pasif yang saat ini semakin meningkat di kalangan anak-anak.
Melalui kolaborasi dengan berbagai sektor, program tersebut diharapkan dapat menciptakan lingkungan yang mendukung anak-anak untuk mengadopsi kebiasaan sehat. Hal ini tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan individu, tetapi juga untuk kesehatan masyarakat secara keseluruhan.
