Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim saat ini tengah menjadi sorotan terkait dugaan korupsi dalam pengadaan laptop Chromebook. Sebuah grup WhatsApp bernama ‘Mas Menteri Core Team’ yang dibentuk sebelum pelantikannya, diacu dalam konteks ini. Kuasa hukum Nadiem, Tabrani Abby, menegaskan bahwa tidak ada pembahasan terkait pengadaan laptop dalam grup tersebut.
Tabrani menjelaskan bahwa semua komunikasi dalam grup tersebut tidak berhubungan dengan istilah Chromebook. Ia menekankan bahwa isi percakapan lebih kepada rencana strategis dan tidak ada kaitannya dengan produk tertentu.
“Ini semua tidak ada dikaitkan dengan kata Chrome atau Chromebook,” ungkap Tabrani kepada wartawan. Dia menambahkan bahwa grup WhatsApp itu dibentuk atas arahan Presiden Joko Widodo setelah Nadiem diberi kabar akan dilantik sebagai Menteri.
Pembentukan Grup WhatsApp Menjelang Pelantikan Nadiem Makarim
Grup WhatsApp ‘Mas Menteri Core Team’ diciptakan oleh Nadiem pada 28 Agustus 2019. Pendirian grup ini merupakan langkah awal untuk mempersiapkan berbagai program pendidikan setelah ia resmi menjabat. Sebelumnya, Nadiem sudah membentuk dua grup lain bernama Edu Org dan Education Council.
Dalam grup tersebut, Nadiem mengumpulkan sejumlah orang yang memiliki keahlian di bidang pendidikan. Hal ini bertujuan untuk mendiskusikan gagasan yang menyangkut arahan Presiden Jokowi terkait program-program pendidikan yang akan dilaksanakan.
Arah diskusi dalam grup lebih berfokus pada pengembangan konsep pendidikan dan aplikasi teknologi dalam sistem pendidikan. “Kami membahas bagaimana mengintegrasikan teknologi dalam pendidikan,” tambah Tabrani.
Pembahasan Seputar Rencana Program Pendidikan
Tabrani menjelaskan bahwa rencana-rencana yang dibahas dalam grup meliputi penyusunan program zonasi, evaluasi ujian nasional, dan penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah. Menurutnya, tidak ada indikasi bahwa grup itu membicarakan pengadaan laptop Chromebook sejak awal.
“Diskusi itu adalah tentang menciptakan sistem pendidikan yang lebih baik, bukan tentang spesifikasi produk tertentu,” kata Tabrani. Diskusi tersebut didasarkan pada visi Nawacita dan RPJM lima tahunan dalam sektor pendidikan.
Selama enam bulan pertama masa jabatannya, Nadiem lebih fokus untuk merumuskan gagasan dan tidak membahas pengadaan. Tabrani menegaskan langkah untuk mempertimbangkan Chromebook baru diambil setelah Nadiem menjalani posisi sebagai menteri secara resmi.
Rapat dan Keputusan Pengadaan Chromebook
Pembahasan tentang pengadaan laptop Chromebook baru dimulai pada bulan Mei 2020, setelah Nadiem menjabat selama beberapa waktu. Menurut kuasa hukumnya, saat itu diadakan rapat untuk membahas analisis perbandingan antara laptop berbasis Chromebook dan Windows.
“Tim teknis dan IT yang terlibat dalam pengadaan tersebut melakukan analisis itu,” tambahnya. Nadiem, dalam rapat itu, tidak mengambil keputusan sendiri melainkan meminta tim untuk melakukan kajian teknis terlebih dahulu.
“Dia hanya menyuruh tim untuk menentukan pilihan. Apakah mau menggunakan Chromebook atau yang lain, itu sepenuhnya keputusan tim,” ungkap Tabrani.
Dugaan Korupsi dan Tanggapan Kejaksaan Agung
Situasi ini menarik perhatian Kejaksaan Agung, yang menyebut adanya potensi pelanggaran dalam proses pengadaan tersebut. Kejaksaan Agung menyoroti grup ‘Mas Menteri Core Team’ sebagai bagian dari dugaan tindak pidana korupsi yang melibatkan Nadiem.
Dalam penyelidikannya, Kejaksaan Agung melirik bagaimana keputusan terkait pengadaan bisa diambil tanpa adanya kesepakatan yang jelas. Tabrani berusaha menyampaikan bahwa Nadiem tidak terlibat langsung dalam pengambilan keputusan tersebut.
Sementara itu, Nadiem dan tim hukumnya siap untuk memberikan klarifikasi kepada pihak berwenang. Mereka berpegangan pada bukti bahwa tidak ada niat jahat dalam setiap keputusan yang diambil.
