Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng, menyampaikan keyakinannya bahwa proyek Kolam Retensi Trimulyo dan Tanggul Laut (Seawall) akan membawa dampak positif besar terhadap pengendalian banjir di kawasan timur Kota Semarang. Keberhasilan proyek ini diharapkan dapat mengatasi masalah banjir lebih menyeluruh, memberikan kubu pertahanan bagi masyarakat yang sering terendam air saat hujan lebat.
Pemerintah Kota Semarang bertekad untuk berkolaborasi intensif dengan pemerintah pusat, mendorong percepatan penyelesaian proyek. Saat melakukan tinjauan di Pompa Kali Sringin, Kecamatan Genuk, Agustina menegaskan pentingnya pengendalian air rob dan limbah dari wilayah hulu untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman bagi warganya.
Agustina optimis, “Jika kolam retensi dan tanggul laut ini rampung, kita berharap semua masalah banjir di sekitar sini bisa teratasi secara menyeluruh.” Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Peran Penting Kolam Retensi dalam Sistem Pengelolaan Air
Tanggul laut dirancang khusus untuk menahan air laut pasang agar tidak menyusup ke daratan, sedangkan kolam retensi akan menyimpan air hujan serta kiriman dari hulu. Proyek ini sangat penting mengingat potensi banjir yang timbul dari perubahan iklim dan kondisi cuaca yang ekstrem.
Agustina menjelaskan, “Sebelumnya, masalah utama adalah air laut yang terus mengalir ke daratan. Kini, dengan keberadaan seawall, tantangan baru muncul dari limpahan air hujan.” Dengan penambahan infrastruktur ini, diharapkan bisa meminimalkan kerugian yang diakibatkan oleh bencana banjir.
Kolam retensi yang terletak di Trimulyo direncanakan dengan luas sekitar 250 hektare dan dibangun dalam kerjasama dengan pihak terkait, termasuk Balai Besar Wilayah Sungai. Proyek ini diharapkan dapat mengurangi beban sistem drainase yang ada saat ini.
Koordinasi Antara Pemerintah Daerah dan Pusat untuk Efisiensi Proyek
Agustina menambahkan, proyek ini merupakan inisiatif dari pemerintah pusat yang mensyaratkan adanya tahapan dalam pelaksanaannya. “Kami di daerah selalu memastikan konektivitas antar saluran dan pompa agar air bisa segera masuk ke kolam saat kolamnya siap,” ujarnya. Hal ini menunjukkan perencanaan yang matang dalam mengatasi masalah banjir.
Selama pelaksanaan proyek, pemerintah daerah berkomitmen untuk meminimalkan dampak terhadap aktivitas sehari-hari masyarakat. Agustina menyatakan, “Pembangunan seperti ini otomatis akan membawa konsekuensi, tapi kita akan upayakan agar aktivitas ekonomi warga tetap berjalan.” Ini adalah langkah strategis untuk menjaga kesejahteraan warga selama masa pembangunan.
Meski menghadapi berbagai tantangan, Agustina mengajak masyarakat untuk bersabar dan mendukung progres pembangunan. Dengan positif dalam menghadapi situasi, diharapkan hasil akhir proyek akan membawa perubahan signifikan dalam pengelolaan air.
Harapan untuk Masa Depan Kota Semarang yang Lebih Aman dan Nyaman
Masyarakat diharapkan berpartisipasi aktif dalam menjaga komunikasi dan kerjasama selama proses pembangunan berlangsung. “Yang penting sekarang, kita terus jaga komunikasi dan gotong royong sambil sabar menunggu hasilnya,” kata Agustina. Hal ini menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat.
Proyek ini bukan hanya tentang infrastruktur, tetapi tentang menciptakan rasa aman bagi masyarakat. Ketika infrastruktur pendukung pengelolaan air ini berfungsi sebagaimana mestinya, dampak banjir yang selama ini menjadi masalah akan jauh berkurang.
Agustina mengakhiri pernyataannya dengan optimisme, “Ketika seluruh perencanaan ini berjalan dengan baik, banjir yang selama ini menjadi persoalan akan dapat teratasi.” Ini menjadi harapan yang menguatkan semangat semua pihak untuk terus berupaya menuju lingkungan yang lebih baik.
