Kapal motor bernama Makmur 03 mengalami insiden kebakaran yang mengkhawatirkan di perairan Banda, Kabupaten Maluku Tengah. Pada Jumat siang, sebelas anak buah kapal (ABK) dilaporkan hilang, menambah kepanikan di kalangan nelayan setempat.
Di antara yang hilang terdapat nama-nama seperti Yakob, Kien Julson Sabandar, dan Misran Sumenda, yang semuanya merupakan nelayan berpengalaman. Pihak keluarga mengungkapkan kekhawatiran dan harapan untuk menemukan mereka dalam kondisi selamat.
Kapal yang dinahkodai oleh Yakob berangkat dari Pelabuhan Tulehu. Tujuan mereka adalah lokasi pemancingan ikan di perairan Banda, yang dikenal dengan hasil laut yang melimpah.
Insiden kebakaran terjadi pada Kamis malam, saat pemilik kapal menerima laporan dari ABK mengenai api yang sudah melahap kapal. Laporan tersebut menjadi titik awal bagi tim pencari untuk segera melakukan tindakan yang diperlukan.
Detail Insiden Kebakaran Kapal Makmur 03 yang Mengerikan
Kapal Makmur 03 berangkat dari pelabuhan pada pukul 02:00 WIT menuju lokasi pemancingan. Namun, kebakaran yang terjadi pada Kamis malam membuat situasi menjadi sangat berbahaya untuk seluruh ABK yang ada di kapal.
Saat laporan kebakaran diterima, pemilik kapal, Iwan, merasa panik dan segera menghubungi pihak berwenang. Kebakaran berlangsung semakin besar, sehingga upaya penyelamatan harus segera dilakukan untuk meminimalisir hilangnya nyawa.
Menurut informasi dari Kepala Basarnas Ambon, Muhammad Arafah, pihaknya sedang berupaya mencari semua ABK yang hilang. Namun, upaya ini terkendala oleh cuaca buruk dan gelombang tinggi di perairan yang menjadi lokasi pencarian.
Badan SAR Nasional mengerahkan KN Bharata untuk menuju titik koordinat pencarian. Meskipun demikian, kondisi cuaca yang tidak mendukung membuat pencarian menjadi lebih menantang dan penuh risiko.
Upaya Pencarian yang Terhambat Cuaca Buruk
Pencarian pertama kali dilakukan pada Jumat, namun belum membuahkan hasil. Badan SAR mengungkapkan kekhawatiran terhadap adanya gelombang tinggi dan angin kencang yang membuat pencarian menjadi sulit dilakukan.
Menurut Arafah, mereka berharap pada hari kedua pencarian akan membuahkan hasil yang lebih baik. Tim telah merencanakan strategi yang lebih terkoordinasi dan efektif dengan harapan bisa menemukan ABK yang hilang.
Tim Basarnas harus berkolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk otoritas perairan dan Kepolisian. Kerja sama ini penting untuk mendapatkan informasi akurat tentang situasi di lapangan.
Aktivitas di perairan Banda kini terpaksa dihentikan hingga kondisi cuaca membaik. Penundaan ini tentu saja menjadi momen menegangkan bagi keluarga yang menunggu kabar dari para ABK.
Respons dari Pihak Terkait dan Keluarga ABK
Pihak kapal sebagai penanggung jawab juga merasa prihatin atas kejadian ini. Hingga saat ini, mereka belum menerima informasi positif mengenai keberadaan para ABK.
Keluarga ABK yang hilang mencemaskan keadaan mereka. Mereka berharap pemerintah dan pihak berwenang segera memberikan perhatian khusus dalam pencarian ini.
Beberapa keluarga telah berkumpul di pelabuhan untuk menunggu berita terbaru. Ketegangan dan kecemasan terlihat jelas di wajah mereka, menandakan betapa krusialnya situasi ini.
Dalam berita terbaru, pihak Basarnas akan melanjutkan pencarian di hari-hari mendatang. Harapan agar semua ABK bisa ditemukan dengan selamat tetap tinggi di tengah situasi yang mengkhawatirkan.
