Science · 25/09/2024 0

3 Tempat di Kepulauan Banda yang Menyimpan Peradaban Kuno

3 Tempat di Kepulauan – Sebuah survei awal penelitian arkeologi di Kepulauan Banda, Provinsi Maluku, Indonesia timur, telah mengungkap sejumlah bukti yang menunjukkan keberadaan peradaban kuno di wilayah tersebut. Tiga pulau yang berdekatan, yakni Pulau Karaka, Banda Neira, dan Banda Besar atau Lontor, menjadi fokus utama dari penemuan ini. Hal ini diungkapkan oleh arkeolog Universitas Indonesia, Dr. Ali Akbar.

Menurut Dr. Ali Akbar, jejak peradaban di masing-masing pulau ini mengindikasikan bahwa tempat-tempat tersebut memiliki fungsi yang berbeda, namun saling terkait satu sama lain. Pulau-pulau ini diduga menjadi bagian penting dari jaringan kehidupan masyarakat kuno di Banda, yang mungkin telah berkembang jauh sebelum catatan sejarah tertulis yang kita ketahui.

Penemuan ini menambah daya tarik Kepulauan Banda, tidak hanya sebagai destinasi wisata, tetapi juga sebagai situs bersejarah yang menyimpan misteri peradaban masa lampau yang hingga kini masih terus digali dan dipelajari oleh para ahli.

Menhir, Gerabah, dan Gerbang Batu: Misteri Peradaban Kuno di Tiga Pulau Kepulauan Banda

Penelitian arkeologi di Kepulauan Banda telah mengungkapkan bukti-bukti menarik tentang kehidupan peradaban kuno yang pernah ada di sana. Dr. Ali Akbar dari Universitas Indonesia menjelaskan bahwa masing-masing pulau memiliki jejak sejarah yang unik dan menunjukkan fungsi berbeda dalam struktur peradaban tersebut.

“Di Pulau Karaka, ditemukan sejumlah menhir yang mengindikasikan bahwa pulau ini mungkin digunakan untuk ritual. Kemudian di Banda Neira, yang berjarak sekitar 15 menit dengan perahu, ditemukan banyak gerabah, yang diduga kuat sebagai tanda adanya pemukiman. Sementara itu, di Banda Besar, terdapat indikasi bahwa tempat ini berfungsi sebagai semacam pusat pemerintahan, ditandai dengan adanya gerbang batu besar,” ungkap Ali dalam perbincangan dengan Kami.

Penemuan ini hanyalah awal dari pengungkapan lebih dalam tentang peradaban kuno di wilayah tersebut. Survei awal ini rencananya akan ditindaklanjuti dengan penelitian lebih komprehensif melalui studi kolaborasi antara Arkeologi Universitas Indonesia dan Universitas Banda Neira. Penelitian ini diharapkan dapat mengungkap lebih banyak tentang bagaimana masyarakat kuno di Kepulauan Banda hidup dan berinteraksi serta peran penting yang dimainkan oleh setiap pulau dalam peradaban tersebut.

Penelitian Lanjutan di Kepulauan Banda: Mengungkap Jejak Peradaban Kuno

Arkeolog yang juga dikenal karena penelitiannya di situs Gunung Padang, Dr. Ali Akbar, berencana untuk melanjutkan penelitian di Kepulauan Banda bersama tim dari Universitas Banda Neira. Penelitian lanjutan ini diharapkan dapat dimulai sebelum akhir tahun dan bertujuan untuk mengungkap lebih banyak misteri yang tersembunyi di ketiga pulau tersebut.

Kondisi Pulau Karaka dan Penemuan Menhir

Di antara ketiga pulau yang menjadi fokus penelitian, hanya Pulau Karaka yang tidak berpenghuni. Pulau ini menyimpan sejumlah menhir yang diyakini sebagai penanda ritual, serta beberapa batu yang membentuk pola anak tangga. Dr. Ali Akbar menjelaskan bahwa batu-batu ini awalnya dianggap berserakan secara acak, namun setelah dibersihkan, pola yang menyerupai tangga mulai terlihat.

“Karena mungkin belum terjamah arkeolog, dianggap batu berserakan saja. Tapi setelah saya bersihkan sedikit, itu ada polanya. Seperti tangga dan ada anak tangganya,” ungkap Dr. Ali.

Penemuan ini menambah dimensi baru pada pemahaman tentang Pulau Karaka dan peran pentingnya dalam peradaban kuno di Kepulauan Banda. Dengan penelitian yang lebih mendalam, para arkeolog berharap dapat mengungkap lebih banyak tentang kehidupan dan ritual yang pernah berlangsung di pulau-pulau ini.

Jejak Ritual dan Musyawarah di Kepulauan Banda: Temuan di Pulau Karaka dan Banda Neira

Dr. Ali Akbar, arkeolog yang memimpin penelitian di Kepulauan Banda, mengungkap indikasi kuat bahwa Pulau Karaka pernah menjadi lokasi ritual keagamaan. Menurut Ali, salah satu petunjuk penting adalah menhir yang ditemukan di pulau tersebut. Menhir ini menghadap langsung ke sebuah gunung berapi aktif di dekatnya, yang dikenal sebagai Gunung Sanghyang. Kondisi ini mengingatkan pada situs Gunung Padang di Cianjur, Jawa Barat, di mana menhir juga menghadap ke Gunung Gede Pangrango. Pola serupa ini semakin memperkuat dugaan bahwa Pulau Karaka memiliki peran penting dalam praktik ritual keagamaan masyarakat kuno di sana.

Sementara itu, di Banda Neira, selain penemuan gerabah dan tembikar yang menandakan adanya pemukiman, ditemukan juga susunan batu-batu berbentuk melingkar. Ali menjelaskan bahwa pola melingkar seperti ini biasanya digunakan sebagai tempat musyawarah, di mana para tetua berkumpul dan duduk melingkar untuk membahas berbagai hal penting.

Penemuan ini memberikan wawasan lebih dalam tentang kehidupan sosial dan keagamaan di Kepulauan Banda pada masa lalu. Kombinasi antara situs ritual di Pulau Karaka dan tempat musyawarah di Banda Neira menunjukkan adanya struktur sosial yang terorganisir dan praktik keagamaan yang terjalin erat dengan alam sekitar.

Batu Purbakala di Banda Besar: Menyatu dengan Kehidupan Modern

Di Banda Besar, atau yang juga dikenal sebagai Lontor, peninggalan sejarah purbakala tampaknya telah menyatu dengan kehidupan sehari-hari penduduk setempat. Beberapa batu yang diyakini sebagai peninggalan purbakala kini bahkan menjadi bagian dari pemukiman, dengan beberapa di antaranya menempel pada dinding rumah penduduk.

Hal ini terjadi karena masyarakat setempat mungkin tidak menyadari bahwa batu-batu tersebut memiliki nilai sejarah yang tinggi. Kurangnya pengetahuan tentang pentingnya situs-situs purbakala ini membuat batu-batu tersebut tidak dilindungi atau dipisahkan dari lingkungan pemukiman.

Penemuan ini menunjukkan betapa pentingnya upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat lokal tentang warisan sejarah di sekitar mereka. Dengan begitu, peninggalan bersejarah seperti ini dapat dilestarikan dan dipelajari lebih lanjut untuk mengungkap lebih banyak tentang peradaban kuno yang pernah ada di Banda Besar.

Gerbang Batu Kuno di Banda Besar: Jejak Peradaban yang Tersembunyi di Halaman Rumah Warga

Di Banda Besar, atau Lontor, penduduk setempat selama ini mengira batu-batu besar di halaman rumah mereka hanyalah batu alami biasa. Namun, setelah diperiksa lebih lanjut oleh tim arkeolog, terungkap bahwa batu-batu tersebut adalah peninggalan purbakala yang sengaja ditancapkan di sana.

Dr. Ali Akbar menjelaskan bahwa di halaman rumah warga tersebut terdapat dua batu besar yang berdiri sejajar di kanan dan kiri, membentuk sebuah gerbang. “Itu yang keren, jadi kalau turun dari pantai terus mengarah ke gerbang itu. Kalau diteruskan ke atas itu puncak tertingginya kawasan itu,” urainya.

Penemuan gerbang batu ini memberikan wawasan baru tentang struktur peradaban kuno yang mungkin pernah ada di kawasan ini. Batu-batu yang disusun dengan tujuan tertentu ini bisa jadi merupakan bagian dari jalur penting menuju pusat pemukiman atau area ritual di puncak tertinggi pulau tersebut.

Kisah ini menambah daya tarik Banda Besar sebagai tempat yang menyimpan banyak misteri sejarah yang masih menunggu untuk diungkap.

 

 

Informasi berita teknologi lainnya terupdate.