Science · 16/10/2024 0

Fenomena Aneh: Aurora Terlihat di Lokasi Tak Biasa di Bumi

Fenomena Aneh – Badai Matahari dahsyat yang baru-baru ini menghantam Bumi menghasilkan fenomena langit Aurora yang memukau. Aurora, yang biasanya terlihat di wilayah kutub, kini muncul lebih jauh ke selatan dari biasanya. Dengan semburat warna merah muda, ungu, hijau, dan biru yang menakjubkan, fenomena ini semakin menarik perhatian para ilmuwan dan masyarakat.

Aurora biasanya terlihat di dekat Kutub Utara dan Selatan, namun badai geomagnetik kuat yang dihasilkan oleh aktivitas Matahari telah memperluas jangkauan aurora hingga ke wilayah-wilayah yang sebelumnya tidak terduga. Fenomena ini menjadi misteri yang menantang para peneliti untuk memahami lebih jauh dampak badai Matahari terhadap atmosfer Bumi.

Aurora Terlihat di Wilayah Tak Biasa: Jerman, Inggris, dan New York

Dilansir dari Komo News, beberapa wilayah di Jerman, Inggris, dan bahkan New York, Amerika Serikat (AS), menjadi lokasi tak terduga di mana aurora terlihat dalam beberapa waktu terakhir. Biasanya aurora hanya muncul di wilayah kutub, namun badai geomagnetik kuat baru-baru ini telah membuat fenomena ini terlihat di wilayah yang lebih selatan.

“Ini adalah penampakan yang cukup luas,” kata Shawn Dahl, ahli cuaca antariksa di Space Weather Prediction Center (SWPC), National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) AS, menegaskan betapa langkanya penampakan aurora di lokasi-lokasi ini.

Aurora Terlihat Hingga New Mexico, Tahun yang Luar Biasa untuk Penampakan Aurora

Shawn Dahl juga mengungkapkan bahwa Space Weather Prediction Center telah menerima laporan penampakan aurora sejauh selatan New Mexico. “Ini adalah tahun yang luar biasa,” ujarnya, menyoroti frekuensi dan lokasi tak biasa di mana aurora muncul akibat badai geomagnetik.

Meski fenomena ini spektakuler, hingga saat ini tidak ada laporan langsung mengenai gangguan listrik atau komunikasi yang diakibatkan oleh badai Matahari. NOAA sebelumnya telah mengeluarkan peringatan tentang badai geomagnetik parah pada Rabu (9/10), setelah ledakan dari Matahari terdeteksi awal pekan itu.

Aurora dan Badai Matahari: Fenomena Luar Biasa di Langit

Badai Matahari, yang meningkatkan kemungkinan terjadinya aurora atau cahaya utara, bisa juga berdampak pada gangguan sinyal listrik dan radio. Meskipun spektakuler, fenomena ini dapat menimbulkan masalah teknis sementara, terutama di wilayah yang terpengaruh badai geomagnetik.

Menurut prakiraan cuaca NOAA pada Jumat (11/10), aktivitas Matahari yang lebih tinggi dari biasanya diperkirakan akan berlanjut. Namun, peluang untuk melihat aurora di wilayah selatan Kanada dan negara bagian Plains utara semakin kecil.

Penyebab Kemunculan Aurora Matahari tidak hanya mengirimkan panas dan cahaya ke Bumi, tetapi juga partikel bermuatan dan energi yang dikenal sebagai angin Matahari. Sesekali, angin ini berubah menjadi badai. Badai ini terjadi saat coronal mass ejection (CME)—semburan energi besar dari atmosfer luar Matahari—dilemparkan ke luar angkasa, yang kemudian memicu badai geomagnetik.

Ketika partikel ini berinteraksi dengan gas di atmosfer Bumi, mereka menciptakan cahaya berwarna-warni: biru dan ungu dari nitrogen, serta hijau dan merah dari oksigen. Menurut Dahl, badai ini menghasilkan pemandangan yang menakjubkan karena orientasi magnet badai selaras dengan medan magnet Bumi.

Peningkatan Aktivitas Matahari Aktivitas Matahari mengalami siklus 11 tahun, dan saat ini, kita berada di puncak siklus tersebut yang disebut solar maximum. Pada Mei 2024, Matahari memancarkan semburan terbesar dalam hampir dua dekade, hanya beberapa hari setelah badai dahsyat lainnya yang memicu aurora di tempat-tempat yang biasanya tidak terlihat di Belahan Bumi Utara.

Lebih Banyak Aurora di Masa Mendatang

Para ahli memprediksi bahwa aurora spektakuler yang muncul di lokasi tak terduga ini kemungkinan akan terus terjadi. Menurut Shawn Dahl, kita masih berada dalam periode puncak aktivitas Matahari yang dikenal sebagai solar maximum, dan fenomena ini kemungkinan akan berlangsung hingga awal tahun 2026.

“Kita akan mengalami lebih banyak fenomena serupa dengan apa yang kita saksikan pada Kamis (10/10) malam,” ujar Dahl, merujuk pada badai geomagnetik yang baru-baru ini memicu penampakan aurora di wilayah yang biasanya tidak terpengaruh.

 

 

Informasi berita teknologi lainnya terupdate.