Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Muhamad Mardiono, menjelaskan keputusan untuk mempercepat pemilihan ketua umum dalam Muktamar X yang berlangsung di Ancol. Keputusan ini diambil menjelang jadwal pemilihan yang seharusnya dilaksanakan pada hari berikutnya.
Mardiono, yang terpilih dalam sidang muktamar tepat pada hari pertama, menyatakan bahwa langkah tersebut diambil karena ada indikasi akan terjadi keributan menjelang pemilihan. Dalam konferensi pers yang diadakan, ia mencermati bahwa proses ini bertujuan untuk menghindari kekacauan yang lebih besar.
Menurutnya, berdasarkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) partai, pemilihan boleh dipercepat dalam situasi darurat. Mardiono menekankan bahwa apa yang dilakukan telah sesuai dengan ketentuan yang ada dalam partai.
Pengamatan Awal terhadap Potensi Keributan dalam Muktamar
Mardiono mengungkapkan bahwa sejak awal, sudah terlihat tanda-tanda ketidakpuasan di antara beberapa pihak dalam muktamar. Ia mencatat, dalam situasi yang berpotensi memicu keributan, penting untuk bertindak cepat demi keselamatan dan kedamaian acara tersebut.
Ia merujuk pada Pasal 11 dalam AD/ART yang memperbolehkan percepatan proses pemilihan ketua umum dalam keadaan darurat. Hal ini dianggap sebagai sebuah langkah penyelamatan yang krusial bagi stabilitas partai.
Lebih lanjut, Mardiono menjelaskan bahwa muktamar ini telah dipersiapkan dengan baik melalui pembentukan komite penyelenggara. Namun, ia menilai adanya kepentingan dari pihak tertentu yang mungkin ingin menggoyahkan proses pemilihan.
Konsensus Anggota untuk Mempercepat Proses Pemilihan
Pada kesempatan yang sama, Mardiono menegaskan bahwa keputusan untuk mempercepat pemilihan mendapatkan dukungan dari sebagian besar pemilik suara. Ia menyatakan tidak kurang dari 28 Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) dan para ketua cabang turut menyetujui langkah cepat ini.
Dengan dukungan hampir 80 persen, Mardiono percaya bahwa langkah tersebut dibutuhkan agar tidak ada keributan yang berkepanjangan. Hal ini menunjukkan kepatuhan terhadap keputusan kolektif di dalam partai.
Pimpinan sidang Muktamar X PPP, Amir Uskara, juga menegaskan bahwa Mardiono terpilih secara aklamasi. Proses ini dianggap sah dan transparan, serta melibatkan semua peserta muktamar yang hadir secara fisik.
Reaksi terhadap Insiden Kericuhan dalam Muktamar
Mardiono menyayangkan terjadinya keributan yang membuat beberapa kader terluka. Ia mengaku ada kader yang harus dirawat di rumah sakit akibat insiden tersebut dan berencana untuk menindaklanjuti secara hukum.
Ia juga mengungkapkan perasaan prihatin terhadap korban yang mengalami cedera di berbagai bagian tubuh, termasuk kepala dan bibir. Situasi ini membuat Mardiono bertekad untuk mengevaluasi keamanan dalam muktamar mendatang.
Proses evaluasi dan kesediaan untuk melakukan langkah-langkah hukum ini menunjukkan bahwa PPP berusaha untuk menjaga integritas dan keamanan partainya. Mardiono berharap insiden seperti ini tidak terulang di masa depan.