Rumah pribadi milik Hakim Pengadilan Negeri Medan, Khamozaro Waruwu, mengalami kebakaran pada Selasa, 4 November 2025. Meskipun menghadapi tragedi ini, Khamozaro menegaskan komitmennya untuk tetap berfungsi sebagai penegak hukum tanpa henti.
Peristiwa mengerikan ini terjadi di Komplek Taman Harapan Indah, Jalan Pasar II, Kelurahan Tanjung Sari, Kecamatan Medan Selayang. Hakim yang terlibat dalam sidang dugaan korupsi proyek jalan di Sumatera Utara ini, bertekad untuk tidak mundur dari tugasnya.
Dia menyampaikan bahwa kebakaran ini merupakan ujian yang harus diterima dengan penuh ketabahan. Khamozaro juga memilih untuk tidak berspekulasi mengenai penyebab dari insiden yang terjadi pada malam itu.
Menghadapi Musibah dengan Ketenangan dan Keteguhan
Khamozaro menyatakan, “Saya tidak bisa menduga-duga apa penyebabnya. Yang saya harapkan adalah ketenangan bagi diri saya dan keluarga.” Ucapannya menunjukkan betapa pentingnya ketenangan di tengah kesulitan.
Rumah yang terbakar merupakan tempat tinggal yang telah dibeli dengan cara dicicil sejak tahun 2009. “Dicicil, inilah kenyataan. Namun saya menganggap ini sebagai musibah yang harus dihadapi,” tambahnya.
Ia berkomitmen untuk tidak membiarkan insiden ini mempengaruhi integritas dan profesionalismenya dalam menjalankan tugas sebagai hakim. “Ini adalah tantangan yang harus dilalui, dan saya berharap bisa menghadapinya dengan baik,” ucapnya.
Peran Khamozaro dalam Kasus Dugaan Korupsi di Sumatera Utara
Khamozaro adalah hakim ketua dalam sidang dugaan korupsi yang melibatkan Akhirun Piliang, Direktur Utama PT Dalihan Natolu Grup, dan anaknya, Muhammad Rayhan Dulasmi Piliang. Kasus ini berkaitan dengan proyek jalan yang menelan dana publik yang cukup besar.
Selain itu, kasus ini juga menyeret nama mantan Kepala Dinas PUPR Sumut, Topan Ginting, yang dikenal dekat dengan Gubernur Sumatera Utara, Bobby Nasution. Situasi ini menunjukkan betapa seriusnya permasalahan korupsi di tingkat Pemerintahan Provinsi Sumut.
Kejaksaan memutuskan untuk menindaklanjuti kasus ini setelah melakukan Operasi Tangkap Tangan (OTT) yang melibatkan sejumlah pejabat. Kini kasus ini sedang berjalan di Pengadilan Tipikor pada Pengadilan Negeri Medan.
Pengaruh Kasus Korupsi terhadap Reputasi FYang Terlibat
Dalam persidangan, Hakim Khamozaro sempat memerintahkan jaksa untuk menghadirkan Gubernur Bobby Nasution sebagai saksi. Hal ini disebabkan terungkapnya fakta mengenai pergeseran anggaran dari Dinas PUPR ke berbagai dinas lain di Pemprov Sumut.
Permintaan ini menunjukkan keseriusan pengadilan dalam mengejar kebenaran dan keadilan. Tindakan ini juga menambah gambaran mengenai betapa knitanya jaringan korupsi di antara pejabat pemerintahan.
Kasus ini bukan hanya tentang penegakan hukum, tetapi juga tentang bagaimana integritas seorang hakim diujicoba. Khamozaro menjadi simbol bahwa di tengah tekanan, seorang penegak hukum harus tetap teguh dan profesional.
