Dalam pidato yang menggugah semangat dan kesadaran, Susilo Bambang Yudhoyono, mantan Presiden Republik Indonesia, menyampaikan pentingnya menjaga lingkungan dari kerusakan akibat keserakahan manusia. Dengan kegelisahan yang mendalam, ia memperingatkan bahwa planet kita berada pada ambang kehancuran yang disebabkan oleh krisis iklim yang semakin parah.
SBY menggarisbawahi kebutuhan mendesak untuk menghentikan eksploitasi berlebihan terhadap sumber daya alam. Melalui orasi ilmiah ini, ia menyerukan perubahan perilaku global, terutama bagi negara-negara yang memiliki dampak besar terhadap lingkungan.
Dalam kesempatan yang diadakan di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, SBY menekankan pentingnya pembangunan berkelanjutan. Ia berharap Indonesia dapat berkontribusi dalam mencapai netralitas emisi dengan jadwal yang jelas, yaitu 2060.
Seruan untuk Menghentikan Ekspoitasi Berlebihan terhadap Lingkungan
SBY memulai dengan seruan kepada seluruh bangsa di dunia untuk menghentikan eksploitasi lingkungan yang merusak. Ia yakin bahwa tindakan kolektif sangat diperlukan untuk menyelamatkan bumi dari kehancuran akibat keserakahan manusia.
Dalam pandangannya, Indonesia memiliki peran penting dalam gerakan global menuju zero emisi. Ia menyatakan bahwa negara kita tidak boleh terjebak dalam pola pikir serakah, tetapi harus mengejar pembangunan yang lebih berkelanjutan.
Menurut SBY, komitmen untuk mencapai Net Zero World by 2060 harus menjadi bagian integral dari agenda pembangunan nasional. Ia percaya bahwa melalui perubahan kebijakan dan perilaku, Indonesia dapat menjadi pelopor dalam usaha penyelamatan planet ini.
Pentingnya Membangun Ekonomi Berkelanjutan dan Hemat Sumber Daya
Dalam pidatunya, SBY menekankan transisi dari ekonomi yang serakah menuju ekonomi yang lebih berorientasi pada kebutuhan. Ia mengajak semua pihak untuk memprioritaskan apa yang diperlukan, bukan sekadar keinginan yang tidak berdasar.
Penting untuk menanamkan nilai-nilai budaya yang harmonis dan menghargai lingkungan. SBY percaya bahwa perubahan perilaku manusia dan kebijakan yang bijak bisa berkontribusi pada keberlanjutan ekonomi dan ekologi.
Ia menambahkan bahwa pendekatan kultural harus mencakup perubahan pola pikir dalam kehidupan sehari-hari. Mengadopsi gaya hidup yang lebih hemat dan tidak rakus semestinya menjadi bagian dari elemen pembangunan nasional.
Kesadaran Global dan Rencana Tindakan untuk Masa Depan
SBY menyerukan agar seluruh negara di dunia bersatu dalam menangani masalah krisis iklim. Ia menekankan bahwa tanpa tindakan kolektif, mimpi untuk menyelamatkan bumi akan sulit tercapai.
Ia berharap Indonesia bisa menjadi contoh bagi negara lain dalam mencapai cita-cita keberlanjutan. Dengan memanfaatkan teknologi dan meningkatkan kewirausahaan, SBY meyakini bahwa kita bisa menciptakan ekonomi yang lebih baik untuk semua.
Harapan SBY adalah agar generasi mendatang mewarisi bumi yang lebih baik dan lebih sehat. Dengan komitmen dan pelaksanaan kebijakan yang benar, cita-cita ini bisa terwujud.
