Gadget · 13/09/2024 0

Aplikasi Kalkulator Malapetaka: Mengungkap Tanggal Kematianmu

Aplikasi Kalkulator Malapetaka – Kematian merupakan misteri yang tak bisa diprediksi oleh siapa pun, karena hanya Tuhan yang mengetahui waktu dan tempatnya. Namun, kemajuan teknologi kini telah melampaui batas nalar manusia.

Salah satu contoh terbaru adalah munculnya ‘Kalkulator Malapetaka’, sebuah aplikasi yang memanfaatkan algoritme kecerdasan buatan untuk memperkirakan kemungkinan kematian seseorang dalam waktu empat tahun ke depan. Menurut Daily Mail Inggris, teknologi ini kini menjadi topik hangat.

Rincian tentang proyek ini, yang dilakukan oleh para peneliti dari Denmark dan Amerika Serikat, baru saja dipublikasikan dalam jurnal online Nature Computational Science minggu ini, seperti dilansir oleh USA Today.

Para peneliti menciptakan sebuah model transformator

pembelajaran mesin AI yang disebut life2vec, yang mirip dengan teknologi di balik ChatGPT. Namun, berbeda dari ChatGPT, model ini tidak dirancang untuk berinteraksi secara langsung dengan pengguna.

Life2vec menganalisis data yang mencakup usia, kesehatan, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, dan peristiwa kehidupan lainnya dari lebih dari 6 juta orang Denmark. Data ini diperoleh dari pemerintah Denmark yang berkolaborasi dalam penelitian ini. Model ini mengolah informasi tersebut untuk membuat prediksi tentang kemungkinan kematian seseorang dalam waktu empat tahun ke depan.

Model life2vec dilatih untuk memahami informasi kehidupan manusia melalui data yang diolah dalam bentuk kalimat seperti, “Pada bulan September 2012, Francisco menerima 20.000 kroner Denmark sebagai penjaga di sebuah kastil di Elsinore,” atau “Selama tahun ketiganya di sekolah menengah berasrama, Hermione mengikuti lima kelas pilihan.”

Seiring waktu, life2vec berkembang menjadi mampu membangun “lintasan kehidupan individu manusia.” Ini berarti model tersebut dapat merangkum dan memprediksi berbagai aspek kehidupan seseorang berdasarkan data yang telah dikumpulkan dan dianalisis.

“Seluruh kisah kehidupan manusia, bisa juga dianggap sebagai sebuah kalimat panjang yang sangat besar mengenai banyak hal yang bisa terjadi pada seseorang,” ujar Sune Lehmann, penulis makalah tersebut yang juga seorang profesor ilmu jaringan dan kompleksitas di Technical University of Denmark.

Lehmann, yang sebelumnya merupakan rekan postdoctoral di Northeastern, menjelaskan bahwa pendekatan ini memungkinkan model life2vec untuk merangkai dan menganalisis data kehidupan dengan cara yang sangat kompleks. Kolaboratornya, Tina Eliassi-Rad, adalah seorang profesor ilmu komputer di universitas di Boston, yang turut berkontribusi pada penelitian ini.

Pada akhirnya, model AI yang dikembangkan mampu memprediksi

dengan akurat jumlah orang yang meninggal pada tahun 2020 sebanyak 78%, menurut laporan para peneliti.

Meskipun hasilnya cukup mengejutkan, tidak ada peserta penelitian yang diberitahu tentang prediksi kematian mereka. “Itu sangat tidak bertanggung jawab,” ungkap Sune Lehmann kepada New York Post.

Beberapa faktor yang ditemukan berhubungan dengan kematian dini termasuk memiliki diagnosis kesehatan mental, berjenis kelamin laki-laki, atau memiliki profesi yang terampil, seperti dilaporkan oleh The Science Times.

Memiliki peran kepemimpinan di tempat kerja dan pendapatan yang lebih tinggi dikaitkan dengan umur yang lebih panjang. Model AI ini juga memiliki kemampuan untuk memprediksi kepribadian seseorang serta keputusan mereka untuk mengambil tindakan internasional, seperti yang diungkapkan oleh Lehmann kepada Post. “Model ini bisa memprediksi hampir semua hal,” tambahnya.

Penelitian juga mengungkapkan bahwa faktor-faktor tertentu dapat mempengaruhi umur panjang seseorang. Misalnya, memiliki peran kepemimpinan di tempat kerja serta pendapatan yang lebih tinggi sering kali dikaitkan dengan umur yang lebih panjang. Hal ini menunjukkan bahwa status sosial dan ekonomi dapat memainkan peran penting dalam kesehatan dan longevity seseorang.

 

Informasi berita teknologi lainnya terupdate.